Selasa, 20 November 2007

Hujan di Rumahku

Setelah beberapa bulan hujan tidak singgah di kotaku, akhirnya musim hujan datang juga. Kalau teringat musim kemarau tahun ini, rasanya nelangsa. Maklum saja sudah enam tahun aku menempati rumah di kawasan pedesaan ini, baru tahun ini sumurku kering. Selama enam tahun sumurku menjadi penolong untuk keluargaku, maupun beberapa tetangga sekitar jika persediaan arthesis kosong atau pompa arthesisnya rusak. Rumahku dipenuhi tetangga-tetangga antri mompa.  Alhamdulillah, Allah memberi jalan bagi kami untuk bersedekah, membantu saudara di sekitar kami. Tahun ini sumur mengering, apakah karena kemarau lebih panjang atau pembenaran isu pemanasan global. Wallahu ‘alam.
Hujan tahun ini menjadi saat yang aku tunggu sekedar mengisi penampungan air. Membasahi tanah yang kekeringan. Melepas dahaga tanaman di halaman. Mendinginkan udara yang memang sudah panas. Dan ketika hujan pertama turun, aku menyambutnya dengan suka cita. Alhamdulillah. Di teras rumah aku menatap titik-titik hujan dengan takjub, sungguh Allah Maha Besar. Sambil menikmati kopi dan ngemil kacang, hujan menjadi teman lama yang ditunggu.
Hujan sudah datang, masalah lama sudah menghadang. Apalagi kalau bukan rumah bocor . Ya udah, sabar dulu. Besok kalau ada kesempatan dan hujan roda, rutinitas itu berjalan. Naik genteng, cari penyebab rumah bocor, syukur-syukur ada solusinya. Apapun itu, Selamat Datang Hujan