Rabu, 12 Desember 2007

Selamat Jalan, Bapak

Minggu, 9 Desember 07, salah seorang guru senior di tempatku dipanggil Allah SWT. Beliau telah banyak memberikan sumbangsihnya pada kami, baik siswa maupun untuk sekolah. Beliau yang menolak jika kubawakan komputer untuk diservis di tempatku. "Ini komputer Bapak, maka Bapak yang harus membawanya", demikian kata beliau. Beliau sering bercerita padaku tentang asam garam kehidupan, dari pengalaman yang diperoleh di berbagai tempat di nusantara. Tidak jarang memberi nasehat sebagaimana nasehat seorang bapak kepada anaknya. Dimarahi? Sudah tentu sebagai seorang bapak.
Sekarang bapak sudah tidak berada di antara kami. Namun nasehat-nasehatnya akan tetap lestari di hati dan langkah kami. Selamat jalan, Bapak.
(in memoriam Sumardi, SPd)

Kamis, 06 Desember 2007

Fornas

Nderek fornas jardiknas ing kota Malang, nilarke kenangan sing beda. Aku bisa ketemu kanca-kanca saka sauntara nuswantara, Ana sing saka Sumatra, Sulawesi uga Papua. Lan luwih nyenengake yen wis pada kenal sakdurunge, pancen kaya reuni. Rak mung kuwi kanca-kanca jaman susah kaya mangsa kuliah ning Surabaya, jaman prihatin nalika ngangsu kawruh ing Bandung ya bisa ketemu. Kanca jaman enak, kaya kanca dolan luar negeri ya ora ketinggalan. Jan pancen gayeng. Maturnuwun pak Gatot.

Selasa, 20 November 2007

Hujan di Rumahku

Setelah beberapa bulan hujan tidak singgah di kotaku, akhirnya musim hujan datang juga. Kalau teringat musim kemarau tahun ini, rasanya nelangsa. Maklum saja sudah enam tahun aku menempati rumah di kawasan pedesaan ini, baru tahun ini sumurku kering. Selama enam tahun sumurku menjadi penolong untuk keluargaku, maupun beberapa tetangga sekitar jika persediaan arthesis kosong atau pompa arthesisnya rusak. Rumahku dipenuhi tetangga-tetangga antri mompa.  Alhamdulillah, Allah memberi jalan bagi kami untuk bersedekah, membantu saudara di sekitar kami. Tahun ini sumur mengering, apakah karena kemarau lebih panjang atau pembenaran isu pemanasan global. Wallahu ‘alam.
Hujan tahun ini menjadi saat yang aku tunggu sekedar mengisi penampungan air. Membasahi tanah yang kekeringan. Melepas dahaga tanaman di halaman. Mendinginkan udara yang memang sudah panas. Dan ketika hujan pertama turun, aku menyambutnya dengan suka cita. Alhamdulillah. Di teras rumah aku menatap titik-titik hujan dengan takjub, sungguh Allah Maha Besar. Sambil menikmati kopi dan ngemil kacang, hujan menjadi teman lama yang ditunggu.
Hujan sudah datang, masalah lama sudah menghadang. Apalagi kalau bukan rumah bocor . Ya udah, sabar dulu. Besok kalau ada kesempatan dan hujan roda, rutinitas itu berjalan. Naik genteng, cari penyebab rumah bocor, syukur-syukur ada solusinya. Apapun itu, Selamat Datang Hujan

Minggu, 07 Oktober 2007

Beramal Sekecil Apapun

Suatu hari setelah Imam Ghazali wafat, seorang sahabatnya berjumpa beliau di dalam mimpi. (Orang-orang shaleh yang telah meninggal diberi kelebihan dapat berjumpa dalam mimpi oleh orang lain). Ditanyakan bagaimana keadaan sang imam setelah Allah memanggilnya. Imam Ghazali menceritakan bahwa Allah memberinya nikmat yang luar biasa, yang tak pernah terlintas di masa hidup beliau. Si sahabat menukas, sudah selayaknya Ghazali dirahmati Allah, mengingat perjuangan beliau semasa hidup. Beliau telah menulis buku yang banyak dipelajari kaum muslim (hingga saat ini), beliau juga pejuang Islam yang tak kenal lelah.
Namun apa jawab Imam Ghazali? Bukan karena itu Allah memberi rahmat. Dituturkannya pada suatu hari saat akan menulis, seekor lalat hinggap di pena beliau dan menghisap tinta di pena tersebut. Ghazali membiarkan lalat tersebut hinggap, menghisap pena hingga pergi sendiri tanpa mengusiknya. Kejadian itu yang membuat Allah merahmati beliau setelah wafat. Subhanallah.
Kita mungkin pernah mendengar, seorang wanita bekas pelacur yang dirahmati Alla, dijadikan ahli surga karena memberi minum seekor anjing. Di lain pihak ada wanita yang menjadi ahli neraka karena tidak memberi makan pada kucing peliharaannya.
Kita tidak pernah bisa menghitung amalan kita. Kita juga tidak pernah tahu amalan apa yang akan membuat Allah menyelamatkan kita atau perbuatan apa yang justru menjerumuskan kita. Tidak ada kata lain, berbuat baiklah sekecil apapun dan tinggalkan menganiaya sekecil apapun. Semoga Allah memberi kekuatan dan bimbingan, Amin. (disarikan dari tafsir Al Mishbah, MetroTV)

Sabtu, 22 September 2007

Sambut Ramadhan 1428

Ramadhan tahun ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini Ramadhan diawali denan musibah gempa yang melanda Sumatera dan terasa hingga Jakarta, Malaysia dan Thailand. Cobaan kesekian kalinya diberikan Allah kepada Nusantara ini. Sekedar kita lihat data dari WALHI, pada tahun 2006 tercatat 145 bencana yang melanda Indonesia, dan 135 di antaranya disebabkan kelalaian manusia. Jadi rapor kita di tahun 2006 mendapat angka merah 'abang mbranang' dalam komunikasi kita dengan alam. Bisa aja sekarang alam yang berulah, ibarat 'balas dendam' ya?
Tentu saja tidak. Manusia memang seharusnya menempatkan dirinya sebagai khalifah yang baik. Semua bencana memang dari Allah namun kebijakan kita mampu meminimalisasi bencana tersebut. Semoga di bulan penuh ampunan ini, kita dapat menginstropeksi diri kita. Bagaimana hubungan kita dengan alam selama ini. Selanjutnya kita perbaiki dan kita tingkatkan semuanya dengan bijak dan rahmat.

Selasa, 11 September 2007

Final itu bernama sidang

Senin, 10 September. Enam teman-teman kuliah di kampus Gajah Duduk mengikuti tahap akhir proses tesis. Tahap bernama sidang digelar dengan lancar. Kang Hary, Dik Dewi, Wak Harto, Mas Zul, Pak Edi ama mbak Tika, rame juga tuh. Alhamdulillah teman-teman lulus. Selamat tuk teman2. Semoga sukses selalu.

Selasa, 14 Agustus 2007

Media Center-ku

Kutha Semarang kagungan damel ageng ingkang dipun asmani "Semarang Pesona Asia". Damelan punika diwiwiti tanggal 10 Agustus kepengker lan badhe purna tanggal 15 Agustus. Sawijining sarana ingkang disiyagake kagem Semarang Pesona Asia inggih punika Media Center, salah sijine digarap ing sekolahku. 10 PC, hotspot, fax lan ubarampe liyane uga wus sumadya.
Lamun sing gawe gumunku kok mboten kathah sing kersa ngrawuhi media center, boro-boro turis asing, sing lokal mawon siji-siji. Lan gumunne maneh, air conditioner sing dipasang nalika pembukaan, sesuk dinane wus dicabut jare sewane mung sedina. apa tumon?
Lan kabar pungkasan, media center panggonku wus ditutup, lamun Semarang Pesona Asia-ne durung rampung. Dados pripun niki? Mugi langkung sae mbenjang malih.

Selasa, 07 Agustus 2007

Sebuah Teladan




Sesuatu yang bisa jadi pelajaran hidup bagi kita
Sederhana sekali...

Tuhan mencintai siapa yang merendah dalam kehidupan pribadinya!

TV Fox (AS) menanyakan pada Presiden Iran Ahmedi Najad; "Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"
Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran."

Berikut adalah bagaimana penyiar menggambarkan dirinya.
Ahmedi Najad, adalah presiden Iran yang membuat orang ternganga, karena pada saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Iran Istana yang sangat tinggi nilai maupun harganya itu kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.

Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.

Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250. Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya. Hanya itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan.

Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.

Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.

Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.

Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?

Lihat foto2 berikut yang menegaskan penjelasan di atas.

Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal2nya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Menurut koran Wifaq, foto2 yg diambil oleh adiknya tersebut, kemudian dipulikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk amerika. Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka Dan foto terakhir memperlihatkan ruang makan dimana presiden sedang menikmati makanannya.


provokasi

chatingan sama adik, nanyain aq punya blog tidak? jawabku punya sih tp gak pernah ngisi. duh, duh isin aku (maklum 'ndeso') . kena sindir diriku, yang ternyata masih aja punya penyakit males dan 'ngopeni' yang pernah aq bikin. akhirnya mbuka blog ini, sempat lupa ama password sampe direset segala. tak tahu nasib blog yang lain. :(. trims adik tuk provokasinya.

Kamis, 21 Juni 2007

Blog Gue

alhamdulillah, sudah punya blog sekarang. seterusnya belajar dan belajar lagi serta bagi ama yang laen.